Halaman

Rabu, 25 April 2012

Ular yang Bisa Bicara

Aku kaget liat ada seekor ulat phyton di bawah meja. Panjangnya kurang lebih 1 meter dengan warna coklat tua. Tanpa babibu, langsung aku pegang kepala dan buntut ular itu. Aku nggak takut pegang ular (asalkan nggak berbisa). Ular itu langsung aku bawa keluar. Aku bukan tipe orang yang jika menemukan ular lalu aku bunuh. Ada pilihan lain bagiku selain mengurangi populasi ular di muka bumi ini. Itulah sebabnya aku bela-belain jalan seraya menenteng ular dengan pedenya. Tujuanku sudah jelas : Menemukan tempat yang seharusnya bagi ular tersebut.


Temen-temenku melihatku dengan tatapan aneh. Antara jijik melihat ular itu dan heran melihat kelakuanku yang membawa-bawa ular. Ular itu menggeliat di genggamanku. Aku nggak peduli dan terus berjalan melewati sebuah sekolah (SMP) yang mirip dengan SMP ku di Bima dulu. Tatapan mereka nggak beda jauh dengan tatapan orang yang aku temui sebelumnya. Hal memalukan terjadi ketika seorang cewek SMP itu menarik-narik rok hitam yang aku kenakan. Sialan! Rok ku melorot!!! Untung aku pakai celana cowok yang di bawah lutut itu. Nah, bagaimana caranya memakai rokku sedangkan tanganku memegang ular???!!! Aku meminta bantuan para murid pria untuk memegang ular itu sebentar saja. Ternyata mereka itu cowok cemen! Masa gitu aja nggak mau!!! Ok! Aku bisa melakukannya sendiri. Si Ular itu aku tekuk-tekuk seperti menekuk kabel. Kemudian si ular aku pegang dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan berusaha membantu majikannya ini membangun kepercayaan diri dengan memakai kembali rok durjana itu. Yup! I can do it!

Persetan dengan mereka! Aku melanjutkan langkah kakiku ke arah utara. Ular itu menatapku sembari menggeliat.
"Aku mau di bawa kemana?" tanya ular itu.
Kaget?! Pasti! Ular ini bisa bicara!!! Aku berusaha tenang.
"Aku mau cari tempat buat kamu," jawabku sambil terus berjalan.
Ular itu menggeliat lagi. Tanganku berusaha memegang kepala ular itu. Tapi ular itu bereaksi. Dia menancapkan taringnya ke jariku. Kena! Walaupun hanya sedikit. Tapi aku nggak peduli sampai akhirnya aku menyadari satu hal....

INI HANYA MIMPI!

Aku sadar itu semua hanya mimpi. Aku memang sering mengalami ini. Aku sering menyadari dalam tidurku kalau aku hanya bermimpi. Aku menatap lurus. Ada sungai berwarna hijau yang sangat indah dan diapit oleh tebing.



Aku riang menemukan sungai itu.
"Kita sudah sampai," kataku pada ular itu.
Aku yang sadar betul jika aku sedang berada di dunia mimpi langsung melakukan hal yang selalu aku perbuat dalam kondisi seperti itu : TERBANG.

Terbang........ Begitu berada di atas sungai hijau tersebut, aku langsung melempar si ular piton itu ke dalam sungai. Yup! Aku rasa disana lah tempatmu, hai ular.

Setelah berhasil membawa si ular pada habitatnya, aku terus terbang. Terbang melewati padang rumput berbukit-bukit, melewati permukiman yang sering hadir dalam mimpiku (aku sampai hapal), dan terbang menuju sebuah laut yang indah (laut yang juga sering aku kunjungi dalam mimpi).

Aku sadar betul bahwa aku sedang bermimpi. Karena itu aku punya ide gila untuk terbang sejauh mungkin untuk menjelajah dunia itu.

Laut itu sering muncul dalam mimpiku dan aku sering terbang melewatinya. Aku terbang semakin ke atas dan bisa ku lihat gugusan pulau-pulau indah dari atas sini. Aku terus terbang dan tiba di suatu gunung yang juga sering aku kunjungi dalam mimpi. Gunung itu selalu aktif dan dijaga oleh seorang perempuan (yang katanya jahat). Aku berhenti di ladang dan menatap puncak gunung itu. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak berkacamata bersama seorang anaknya bertanya sesuatu kepadaku. Hey! Aku juga pernah bertemu bapak dan anak ini di mimpiku yang lain. Tapi kemana sang ibu??? Seingatku bapak dan anak itu selalu bersama seorang ibu bertubuh kurus dan tinggi....
Lupakanlah!!!
Aku berniat naik ke puncak. Tapi seorang teman (yang memang aku ajak) menahanku. Ia menunjukkan sesuatu di tanah.
"Bahaya kalau nginjak itu," ujarnya.
"Tenang aja. Aku bisa terbang," sahutku dan langsung terbang ke atas.

Seorang wanita muncul ketika aku tiba di atas. Aku degdegan. Perempuan separuh baya ini berwajah judes..... Jadi ini........

"Mari mampir," ajak perempuan itu.

Wow, diluar dugaan!
Aku melewati hutan, semak belukar, dan kabut tipis demi mengikuti langkah perempuan itu. Sebuah gubuk terlihat disana beserta seorang lelaki tua. Rupanya mereka suami istri......
"Kami sedang mempersiapkan sebuah ritual," kata perempuan itu......

Dan tiba-tiba aku terjaga.......
Aku bangun tidur dengan badan pegal, lesu, dan capek.
Itulah resiko jika kebanyakan terbang dan menjelajah dalam alam mimpi. Energimu akan berkurang banyak. Bangun tidur bukannya seger malah kecapekan.

Tapi aku sukaaaaaaaaaa ^o^/